Emosi dan Gender
Pria dan wanita memiliki kemampuan yang sama untuk merasakan semua emosi, mulai dari cinta, duka, hingga kemarahan. Kebanyakan pria lebih reaktif secara psikologis terhadap konflik dibandingkan wanita, namun kedua gender terkadang memiliki perbedaan persepsi dan atribusi yang menghasilakn emosi dan intensitas manusia.
4
Pria : lebih menunjukan rasa marah. Laki-laki cenderung menyukai pertemanan berdampingan, yang didasarkan perilaku aktivitas bersama sepaertiolah raga. Cinta, marah, dan duka adalah kemampuan yang dimiliki pria maupun wanita
Perempuan : rasa sedih, takut, dan rasa bersalah pada usia sekolah. Lebih menyukai pertemanan tatap muka yang didasarkan perasaan. Cinta, marah, dan duka adalah kemampuan yang dimiliki pria maupun wanita
Budaya dan Ekspresi Emosional
Aturan Tampilan Emosi (Display rule). Contohnya pada beberapa budaya misalnya, orang Jepang lebih sering tersenyum dibandingkan orang Amerika, untuk menyembunyikan rasa malu, marah, atau emosi negative lainnya, sebab perasaan-perasaan tersebut dianggap tidak sopan dan tidak baik apabila ditunjukan kepada orang lain. Begitupun dengan seorang anak yang hidup dengan keadaan orang tuanya bercerai, hal ini bisa membuat sang anak menjadi kurang percaya diri, takut tidak diterima dilingkungan, pendiam, bahkan emosinya meledak-ledak.
Sosial Ekonomi
Seseorang yang terlahir dikehidupan serba berkecukupan akan memperaruhi kepada sikap, tingkah laku anak. Anak akan merasa lebih percaya diri, pemberani, senang. Disini lingkunganlah yang mempengaruhi pada perkembangan sang anak.
2.5 Perkembangan Karakter
Tahap perkembangan karakter dilihat dari segi umur. Dalam diri manusia tersimpan karakter-karakter yang terbangun akibat dari kehidupannya. Karakter – karakter tersebut, baik sadar maupun tidak, terbentuk dari hasil interaksi dengan dunia luar. Karakter – karakter ini pada akhirnya akan mempengaruhi pola kehidupan manusia.
5
Rasulullah saw. berkata kepada para sahabat dan umatnya, bahwa orang yang bergaul dengan tukang minyak wangi, akan ikut wangi. Begitu pula ketika orang tersebut bergaul dengan seorang pandai besi, maka setidaknya ia akan hitam terkena asapnya.
Perkembangan Emosi dan karakter seseorang mulai terbangun sejak masih berada di dalam kandungan. Karena itu, pembentukan karakter harus dibangun sejak janin, karena di dalam kandungan sebenarnya manusia sudah bernyawa.